Pada tulisan kali ini berisi rancangan dan pola pikir untuk mengembangkan suatu sistem informasi spasial dalam mengelola data dan informasi yang dapat mengelola data spasial (informasi ruang) dan a-spasial (informasi atribut) secara simultan dengan bantuan perangkat komputer.
Sistem Informasi geografi (SIG) didefinisikan sebagai suatu sistem yang dapat mengaitkan dan menganalisis data yang diikat dengan lokasi geografi dimana data tersebut berada. Definisi ini mempunyai implikasi yang sangat luas, maka tidak mengherankan jika terdapat berbagai definisi Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam literatur. Keragaman defini ini pada dasarnya dikaitkan dengan aplikasi yang memanfaatkan teknologi ini. Sebagai contoh Rhind (1989) melihat SIG dari segi manajerian dan perencanaan :
“A system of hardware, software, and procedure designed to support the capture, management, manipulation, analysis, modeling, and display of spatially registered data for solving complex planning and management problems”
Banyak definisi lain yang senada, tetapi suatu hal yang konsisten adalah SIG berfungsi sebagai pengolah data yang diikat dengan posisi geografi dan pemanfaatan komputer untuk sarana penyimpanan dan pengolahannya (Burrough, 1986)
Untuk kemudahan data yang akan dihimpun ke dalam suatu SIG biasanya diatur atas beberapa layer (hamparan). Setiap layer berisikan data sejenis baik berupa informasi tematik ataupun rupa bumi dan diikat dengan sistem koordinat yang sama (gambar 1).
Setiap elemen dalam masing-masing layer dapat dikaitkan dengan informasi a-spasial (atribut) yang disimpan dan dikelola dengan menggunakan DBMS (Database Management System) yang umum. Informasi yang berupa data dasar ataupun data teknis operational dapat dengan mudah dibangun dengan DBMS. Setiap informasi untuk masing-masing elemen dikait dengan kunci (index key) yang unik untuk dapat direfrensikan dengan data spasial. Hubungan antara data spasial dan informasi non spasial inilah yang membentuk sebuah SIG (gambar 2) mencerminkan relasi data tersebut.
![](https://stmik-amikbandung.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/image.png)
Dengan konsep di atas dapat dibayangkan bahwa sebuah SIG dapat menyimpan berbagai jenis informasi. Selain dari peta dasar sistem, sistem informasi yang menunjukkan informasi a-spasial (misal info pertambangan, kependudukan dll) dapat mudah dibangun, dan dengan ini pengaturan keduanya dapat dilakukan dengan simultan.
Suatu hal yang sangat menguntungkan bahwa data yang disimpan sudah dalam bentuk digital dan disusun menurut kaidah dan mekanisme teknis untuk memudahkan dalam pengambilan. Kemudahan ini membuka peluang yang besar untuk menggunakan data tersebut di dalam berbagai aplikasi, baik sebagai bahan informasi atau untuk kajian-kajian teknis.
![](https://stmik-amikbandung.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/image-2.png)
Komputer dalam hal ini sudah barang tentu memegang peranan yang penting. Saat ini telah tersedia secara komersial berbagai perangkat lunak (software) yang khusus untuk menangani berbagai permasalahan dalam penerapan SIG, sejak dari pemasukan data hingga ke penelaahan dan analisa spasial yang dibutuhkan. Keragaman software ini pada umumnya berkisar pada spesifikasi perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan serta jenis aplikasi yang dapat diterapkan. Selain itu kini sudah tersedia pula berbagai turn-key system untuk keperluan SIG yang khusus. Kehadiran PC memberikan dampak positif dalam pengembangan SIG, kemampuan fenomenal dari PC saat ini telah memungkinkan untuk mengembangkan SIG yang siap pakai dan tepat guna dalam semua aplikasi. Harga yang relatif murah serta kemudahan dalam pengoperasiannya membuat PC menjadi plat-form yang populer. Suatu SIG-workstation biasanya dilengkapi dengan sebuah digitizer. Ploter dan terminal (VDU) grafik untuk pemasukkan dan penyajian data grafis.program komputer yang dibutuhkan pada umumnya terdiri dari 2 komponen utama. Komponen pertama khusus digunkaan untuk mengelola data grafis dan komponen kedua pada dasarnya berupa DBMS yang umum.
![](https://stmik-amikbandung.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/image-1.png)
Gambar 3, memperlihatkan konfigurasi umum dari sebuah SIG-Workstation dengan komponen-komponen utamanya data spasial dimasukkan dan diedit melalui digitizer yang dapat merubah unsur dasar peta menjadi data digital; data disimpan dalam bentuk koordinat kedalam database spasial. Data atribut pada umumnya dimasukan pada terminal untuk kemudian dihimpn dan ditata ke dalam database atribut. Kedua kelompok database ini dirangkum oleh SIG ke dalam suatu lingkungan yang terpadu dimana masing-masing elemen dikaitkanmenurut kaidah dan metoda yang dirancang. Penelaahan data secara iteratif dilakukan melalui VDU terminal sedangkan pelaporan dan penggambaran peta dilaksanakan pada printer dan ploter yang terpasang.
Efisiensi dari suatu SIG sangat ditentukan dari struktur data yang dianut. DBMS yang digunakan dankemampuan dari plat-form komputer yang dipakai. Beberapa paket SIG menyediakan fasilitas macro instrution language yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi yang tidak tercakup dalam paket. Ini memberi peluang untuk melakukan analisis khusus dari data yang tersimpan.